Asap-asap Tebal

yang dipandangnya kabut,
asap-asap tebal,
dan sisa-sisa puing yang lama dikenal.
Lagi-lagi matanya terbelalak
air matanya mengalir tanpa dipersilahkan
tangan mungilnya tak mampu
atau bahkan tak tahu 
bagaimana dan kenapa

"Tuhan, apa salah rumahku?
Kenapa mereka,
kenapa menghancurkannya?" tanyanya
sembari berdiri tertatih, merintih,
diusapnya pula tangis
dan darah yang segar
mengalir di seluruh wajahnya 

Komentar

Banyak dilirik 👀👀

Bernyanyi Duka