Asap-asap Tebal
yang dipandangnya kabut,
asap-asap tebal,
dan sisa-sisa puing yang lama dikenal.
dan sisa-sisa puing yang lama dikenal.
Lagi-lagi matanya terbelalak
air matanya mengalir tanpa dipersilahkan
tangan mungilnya tak mampu
atau bahkan tak tahu
bagaimana dan kenapa
"Tuhan, apa salah rumahku?
Kenapa mereka,
kenapa menghancurkannya?" tanyanya
sembari berdiri tertatih, merintih,
Kenapa mereka,
kenapa menghancurkannya?" tanyanya
sembari berdiri tertatih, merintih,
diusapnya pula tangis
dan darah yang segar
mengalir di seluruh wajahnya
dan darah yang segar
mengalir di seluruh wajahnya
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak komentar yang bijak ya :)